Baritonews, BUNTOK – Dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kabupaten Barito Selatan mempertayakan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) terutama dinas pekerjaan umum dan penataan ruang (DPUPR) Barsel terkait keluhan masyarakat mengenai sudah retaknya jalan Barito Raya, padahal jalan itu baru saja dikerjakan.
Pertanyaaan terkait jalan Barito Raya yang sudah mulai retak itu dilakukan ketika DPRD Barsel khususnya komisi II DPRD Barsel melaksanakan rapat dengar pendapat (RDP) dengan DPUPR Barsel, di aula DPRD Barsel, Senin (20/7).
“Kami mempertayakan kepada DPUPR Barsel terkait kondisi jalan Barito Raya ada yang sudah retak dan bagaimana solusi yang akan dilaksanakan DPUPR Barsel,” ujar Ketua Komisi II DPRD Barsel Ensillawaty Wijaya kepada wartawan, usai rapat.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Barito Selatan itu juga menjelaskan, selain bertanya terkait jalan Barito Raya, pihaknya juga berdiskusi terkait pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Barsel.
Dan dalam RDP dilaksanakan selama hampir 3 jam itu, mengoordinasikan dan menindaklanjuti laporan, keluhan serta permintaan masyarakat sejumlah daerah di Barsel terkait pembangunan infrastruktur, baik jalan maupun jembatan.
Ensi sapaan akrabnya menjelaskan, dalam RDP itu, pihaknya menyampaikan permintaan masyarakat, agar jalan yang mengalami longsor dengan lebar dua meter di Kelurahan Rantau Kujang, Kecamatan Jenamas awalnya hanya 2 meter, namun karena longsor, supaya bisa di addendum dan dibangun dengan lebar menjadi tiga meter.
Mengingat jalan di Kecamatan tersebut adalaha merupakan jalan utama pada kelurahan itu dan DPUPR Barsel sangat setuju untuk di addendum, serta pihaknya berencana beberapa hari kedepan untuk turun lapangan melihat kondisinya.
Selanjutnya komisi II DPRD Barsel mempertanyakan adanya laporan masyarakat yang mengeluhkan pemasangan pondasi cerucuk pada siring jalan menuju Desa Talio, Kecamatan Karau Kuala yang sedang dikerjakan kontraktor jarang atau tidak rapat, dikhawatirkan bisa longsor apabila banjir.
Terkait ruas jalan menuju Kelurahan Pendang yang proyeknya sedang dikerjakan mengalami longsor, maupun jembatan daruratnya sudah hancur, sehingga masyarakat harus naik fery untuk menyeberangi jalan yang longsor itu.
Dan berdasarkan hasil RDP ini, pihaknya bersama dengan DPUPR Barsel akan turun ke lapangan untuk melihat kondisi infrastruktur tersebut, supaya bisa diatasi dan ditanggulangi semuanya.
Kemudian yang terakhir adalah mempertanyakan serapan anggaran dan berdasarkan informasi dari DPUPR Barsel, sejumlah proyek yang dikerjakan sudah hampir selesai dilaksanakan dan tinggal satu proyek yang masih dalam proses.
“Pelaksanaan RDP antara komisi II DPRD dan DPUPR Barsel ini adalah merupakan aspirasi masyarakat se Kabupaten Barsel yang disampaikan, baik melalui surat, WA, SMA, telpon bahkan langsung menemui anggota komisi II DPRD Barsel,”katanya.(riz)