Dewan Pertanyakan RSJS Berhutang

Baritonews, BUNTOK – Dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kabupaten Barito Selatan mempertanyakan kepada Pemerintah Kabupaten Barito Selatan terutama rumah sakit umum daerah Jaraga Sasameh (RSJS) Buntok yang melakukan pinjaman atau berhutang kepada pihak bank.

Namun tidak lebih dahulu berkomunikasi atau membahas bersama DPRD Barsel, sementara utang tersebut jumlahnya tidak sedikit yakni sebesar Rp.16 milyar bahkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) perwakilan Kalimantan Tengah utang tersebut, tidak bisa tersendiri oleh RSJS saja, tetapi harus dimasukkan dalam utang Pemerintah Daerah Barsel.

“Saya terkejut mendengar RSJS Buntok berhutang dengan bank di Barsel milayarn rupiah, sementara DPRD Barsel tidak diberi tahu, karena itu saya minta kedepan kalau ingin berhutang, mohon dibahas bersama dengan DPRD Barsel,”ujar Ketua DPRD Barsel HM Farid Yusran saat melakukan pembahasan raperda LKPJ APBD tahun anggaran 2019, di aula VVIV DPRD Barsel, Selasa (11/8).

Farid sapaan akrabnya juga mengatakan, terkait dengan BLUD rumah sakit umum daerah Jaraga Sasameh Buntok ada perkembangan baru dari BPK, dimana menurut Permenkes BLUD itu bisa mengajukan pinjaman, namun oleh BPK masuk dalam struktur anggaran adalah pinjaman daerah.

“Maka kita meminta mereka, karena setiap pinjaman daerah itu ada persetujuan dewan, kalau nanti minjam lagi harus dibahas bersama dengan DPRD terlebih dahulu dan jangan merasa RSJS itu milik pribadinya,” tegasnya.

Selain itu, lanjutnya, begitu juga dengan terkait hutang bahan bakar minyak (BBM) Pemkab Barsel kepada pihak ketiga sebesar Rp.700 juta, dimana DPRD Barsel mendapatkan laporan dari pihak ketiga, bahwa hingga kini Pemkab Barsel masih terhutang BBM sebesar Rp.700 juta.

Pemkab Barsel ada hutang terkait BBM sebesar 700 juta dan mereka belum bisa menjelaskan penggunaan BBM tersebut, maka rapat diskor hingga besok dan diminta Pemkab Barsel menyiapkan data rincinan penggunaan BBM tahun 2019 yang lalu,
dimana penggunaan BBM tahun 2019 ini 3 bahkan 4 kali lipat dari penggunaan tahun-tahun sebelumnya, yang biasa pertahunnya hanya mencapai 600 hingga 800 ratus juta, namun tahun 2019 mencapai 2,2 milyar dan belum terbayar yang seharusya selesai tahun kemarin.

“Karena itu kami minta, Pemkab Barsel menyiapkan data-data penggunaan BBM tahun 2019 tersebut, sehingga akan terlihat dengan jelas penggunaannya,” ujar mantan Bupati Barsel periode 2011 – 2016 tersebut.

Ia menambahkan, pada perubahan 2019 yang lalu, telah dilakukan penambahan biaya pembelian BBM sebesar Rp,800 juta, namun ternyata masih ada hutang sebesar Rp.700, maka BBM yang digunakan Pemkab Barsel tahun 2020 mencapai Rp.2,2 milyar.(riz)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *