Buntok – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Dalam rangka memperkuat kerukunan umat beragama menjelang Pilkada 2024, tokoh lintas agama Kabupaten Barito Selatan (Barsel) mengadakan dialog moderasi beragama di Aula Kantor Kementrian Agama (Kemenag), pada Senin (25/11).
Dialog tersebut diikuti oleh 80 peserta yang terdiri dari berbagai organisasi keagamaan, pemuda lintas agama, dan mahasiswa.
Di antaranya adalah FKUB Kabupaten Barito Selatan (Barsel), PD Pemuda Muhammadiyah, GP Ansor, Komisi Pelayanan Pemuda Kristen, Pemuda Katolik, Orang Muda Katolik (OMK), Peradah, Fatayat NU, PMII, HMI, serta mahasiswa dari STAI Al-Ma’arif dan STIE Dahani Dahanai.
Ketua FKUB Barito Selatan, H. Fadlan D. Achmad, menegaskan pentingnya moderasi beragama sebagai landasan dalam menjaga persatuan dan kerukunan di tengah keberagaman.
“Dialog ini bertujuan menguatkan kerukunan internal dan antarumat beragama, sekaligus membangun harmoni sosial, Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi fondasi untuk mempererat kerja sama lintas agama menjelang pilkada yang kerap menjadi masa rawan perpecahan,” ujar Fadlan.
Perwakilan Bawaslu Kabupaten Barito Selatan (Barsel), Suaib, menyampaikan.
“Kami mengingatkan semua pihak untuk tidak menggunakan isu agama sebagai alat kampanye. Partisipasi aktif masyarakat dalam mengawasi jalannya pilkada menjadi kunci keberhasilan demokrasi yang damai,” ungkapnya.
Dalam dialog tersebut, para tokoh agama berdiskusi mengenai peran agama dalam menciptakan suasana damai dan kondusif selama proses pilkada. Salah satu isu yang disoroti adalah potensi penyebaran hoaks dan ujaran kebencian berbasis agama yang sering terjadi di media sosial.
“Kami mengajak umat masing-masing untuk tidak terjebak dalam politik identitas atau menggunakan agama sebagai alat kampanye. Sebaliknya, kita harus mendorong masyarakat untuk menggunakan hak pilih secara cerdas dan bertanggung jawab,” kata salah satu tokoh perwakilan dari agama Kristen.
Pemerintah daerah melalui Kepala Bagian Kesra Kabupaten Barito Selatan (Barsel), Ali Sadikin, juga menyampaikan komitmen untuk mendukung terciptanya suasana damai selama pemilu.
“Kami bekerja sama dengan tokoh agama untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang memecah belah, terutama di media sosial,” katanya.
Selain itu, dialog ini menghasilkan kesepakatan untuk meningkatkan peran aktif pemuda lintas agama dalam menjaga kerukunan selama pilkada.
Para peserta sepakat bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam melawan hoaks dan menyebarkan pesan-pesan kedamaian.
Kegiatan ini ditutup dengan pembacaan deklarasi damai oleh para tokoh agama dan perwakilan masyarakat. Deklarasi tersebut menegaskan komitmen bersama untuk menjaga persatuan dan keharmonisan di Kabupaten Barito Selatan (Barsel) selama dan setelah pilkada.
“Pilkada adalah pesta demokrasi, bukan ajang untuk memecah belah. Dengan moderasi beragama sebagai pedoman, kita bisa menjadikan pemilu ini sebagai momentum memperkuat persatuan,” ujar salah seorang tokoh mewakili umat Hindu.
Dialog moderasi beragama ini diharapkan menjadi inspirasi bagi masyarakat Barito Selatan (Barsel) untuk tetap menjaga harmoni, sekaligus memberikan contoh kepada daerah lain tentang pentingnya sinergi lintas agama dalam menyukseskan pilkada yang damai dan bermartabat. (E.R Sakdiah)