Hari Arafah Pelantikan Sebagai Haji

BNews, Buntok – Pelaksanaan ibadah haji sebagai mahkota ibadah dalam Islam dan cita-cita seumur hidup umat Islam di mana pun dan tidak seratus persen ditentukan oleh manajemen dan kemampuan manusia dalam mengaturnya.
Tetapi terdapat faktor X di luar perencanaan manusiawi yang perlu disadari, siapa yang pernah menduga dan membayangkan situasi yang seperti saat ini.

“Hari Arafah inilah hari pelantikan kita sebagai haji dan kita hadir di sini bukan karena keutamaan, kemuliaan, harta atau kekuasaan kita, tetapi kita bisa hadir di sini karena panggilan Allah semata,” ujar Ustadz HM Sibawaihi dalam Khutbah Wukuf Arafahnya, Jumat (8/7).

Pimpinan Ponpes Nurul Azhar Asy-syarif Buntok menambahkan, sepatutnya sebagai umat islam merasa malu, betapa banyak hamba-Nya yang lebih saleh, yang setiap malam bertaqarrub dan bermunajat sembari mencucurkan air mata, mengharapkan agar turut mendapat panggilan-Nya, namun Allah memilih kita.

Lihatlah dengan jelas kekurangan-kekurangan kita, kelemahan-kelemahan kita, ketidakberdayaan kita, betapa selama ini kita terbelenggu oleh dunia, betapa selama ini kita terjerumus dalam dosa dan maksiat, betapa kotornya kita, betapa bodoh dan sombongnya kita karena masih saja kita berkilah dan beralasan.

Kita dipanggil untuk diingatkan, betapa suatu saat nanti kita akan dikumpulkan di Padang Mahsyar, di mana mentari hanya sejengkal dari ubun-ubun, maka marilah kita semua.

Inilah tempat utama bagi kita untuk bermunajat memohon belas kasih-Nya, mengisi segenap ruang hati dan benak kita dengan zikir, menundukkan diri penuh khauf dan raja, penuh kekhawatiran dan pengharapan kepada-Nya.

Jangan sampai ada di antara kita nanti, yang meninggalkan tempat ini tanpa menyadari kekecilan dirinya, karena sesungguhnya Allah Maha Tahu akan segala yang kita sembunyikan dan yang kita ungkapkan.

“Saatnya bagi kita untuk menangis, tanpa perlu malu kepada siapapun, Inilah hari ampunan, telah tiba saatnya kita bertaubat, maka marilah kita bertaubat,” ucapnya.

Ketua Majelis Taklim Tafaquh Fiddin Barsel itu juga menambahka, telah kita tanggalkan pernik-pernik keduniaan, lepas semua perbedaan yang ada baik karena harta, jabatan, kepandaian, rupa dan kesukuan.

Dan kita sedang berihram berarti mengharamkan diri dari bercukur dan memotong kuku, mengharamkan diri dari kemewahan pakaian, mengharamkan diri dari hiasan dan wangi-wangian dan segala pernak pernik yang selalu kita gunakan untuk mempercantik rupa.

Sementara itu Ketua Kloter BDJ 5 H Tuani Ismail mengungkapkan, bahwa khutbah wukuf yang disampaikan tadi sangat menyentuh sekali dengan kondisi umat islam sekarang ini baik secara mendunia maupun se Indonsia.
Dimana saat ini umat islam diterpa fitnah, cobaan dan ujian, maka tentunya kondisi ke umatan di kaitan dengan peristiwa Rasulullah SAW beberapa abad yang silam.

“Kami sangat mengapresiasi isi khutbah yang sangat menyentuh bagi jemaah haji dan semoga isi jemaah itu yang disampaikan tadi bisa dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari hingga pulang ke tanah air nanti,”katanya.

Senada dengan Mantan Kepala Kementerian Agama Barsel H Tuani Isimal, Zakaria Rifqi Alfian selaku mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Madinah itu juga mengatakan, bahwa khutbah wukufnya sangat baik isinya dan menyentuh seluruh jemaah haji.

“Dan jemaah haji yang mengikuti khutbah Arafah juga terlihat sangat hikmat, sangat syahdu, sangat menyetuh sekali bahkan penuh dengan air mata serta dilengkapi dengan dalil-dalil serta khutbahnya sangat relefan dengan raelita kita jalani saat ini khususnya bagi jemaah haji,”katanya.(riz)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *